KECELAKAAN TUNGGAL MOBIL BUS WISATA AD 1507 EH TABRAK SAMPING
Hari Minggu tanggal 6 Februari
2022 pukul 6.30 wib Mobil Bus Wisata AD 1507 EH (selanjutnya disebut bus
wisata) berangkat dari Bekonang Sukoharjo untuk wisata ke Tebing Breksi, Puncak
Pinus Becici dan Pantai Parangtritis. Bus wisata membawa penumpang 45 orang dan
2 awak bus. Setelah wisata di Tebing Breksi, bus wisata melanjutkan perjalanan
ke Puncak Pinus Becici lewat wisata Heha Sky View Jl. Dlingo-Patuk Gunung
Kidul. Sekitar pukul 14.00 wib bus wisata melanjutkan perjalanan dari Puncak
Pinus Becici ke Pantai Parangtritis yang geometrik jalannya dipenuhi dengan
turunan dan tikungan. Pengemudi menggunakan gigi 3 pada saat melalui jalan
menurun panjang dan melakukan pengereman berulang-ulang dengan service brake
setiap memasuki tikungan agar tidak masuk ke jurang atau membentur tebing. Dan
saat mendekati Bukit Bego pengemudi merasakan service brake tidak bekerja.
Pengemudi mencoba memindahkan gigi transmisi ke gigi rendah namun kesulitan dan
pada akhirnya di posisi gigi netral. Kecepatan bus wisata semakin tinggi dan
tidak terkendali, Pembantu pengemudi memerintahkan semua penumpang pindah ke
bagian belakang kabin bus. Bus wisata meluncur mendekati lereng Bukit Bego,
bodi depan kanan bus wisata menabrak lereng dan roda depan masuk drainase
terbuka. Akibat benturan yang sangat keras poros roda depan patah, bodi kanan
bergesekan dengan talud batu kali mengalami deformasi yang cukup parah dan
menyebabkan atap plafon bus wisata runtuh. Penduduk datang untuk evakuasi pasca
kecelakaan. Petugas kepolisian dan medis tiba di lokasi dan evakuasi korban
kecelakaan ke RSUD Panembahan Senopati, RS Nur Hidayah Bantul dan RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Kejadian kecelakaan ini mengakibatkan korban meninggal
14 orang, luka berat 4 orang dan luka ringan 29 orang.
Berdasarkan hasil investigasi dan
analisis dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan tunggal
kecelakaan tunggal bus wisata adalah pemakaian transmisi gigi tinggi saat
melalui jalan menurun panjang menyebabkan putaran poros engkol mesin menurun,
sehingga laju kapasitas pengisian udara ke dalam tabung melambat. Tindakan
pengereman yang terlalu sering dengan service brake mengakibatkan udara
bertekanan dalam tabung turun secara signifikan. Hal ini mengakibatkan kekuatan
tekanan aktuasi brake chamber tidak mencapai gaya pengereman maksimum di setiap
roda.
Fatalitas korban terjadi karena
tidak tersedia sabuk keselamatan di semua kursi penumpang. Akibatnya saat mobil
bus tabrak lereng, penumpang terlempar ke luar dan terbentur ke dinding
samping. Ujung atau tepi pecahan kaca jendela bus wisata berbentuk tajam (non
safety glass). Dan material superstruktur bus wisata pada pilar yang patah
berupa besi hollow dan kondisinya korosi, sehingga atap plafon kanan bus wisata
runtuh menimpa sandaran kursi mencapai survival space.
Hasil dari investigasi ini KNKT menerbitkan
rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Pemerintah Provinsi
DI Yogyakarta dan PT. Gandos Abadi Solo.