TERBAKARNYA KAPAL EXPRESS CANTIKA 77 DI PERAIRAN KUPANG
KUPANG – Pada
hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2022 sekitar pukul 16.00 WITA, Express Cantika 77
tiba dari Alor dan langsung sandar kanan di Pelabuhan Tenau. Setelah kapal
sandar, langsung melakukan kegiatan debarkasi/menurunkan sekitar 100an
penumpang. Senin 24 Oktober 2022, sekitar pukul 09.00 WITA kegiatan embarkasi
penumpang dimulai sampai dengan sekitar pukul 10.30 WITA. Selanjutnya, kapal
menuju Pelabuhan Kalabahi sesuai rute dan tertera pada Surat Persetujuan
Berlayar (SPB).
Pada sekitar pukul 13an WITA, Kepala Kamar Mesin (KKM) masuk ke anjungan dan membuka pintu samping kanan anjungan kemudian terdapat asap hitam tebal yang juga dibenarkan oleh Juru Mudi 2 serta menyampaikan kepada Nakhoda. Nakhoda segera mengambil keputusan untuk mengarahkan haluan ke daratan, asap tertihat semakin tebal dan hitam, dari atap belakang anjungan.
Awak kapal berupaya melakukan pemadaman dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berisi foam dan berupaya menggunakan air dari westaple kantin namun usaha tersebut gagal, api semakin besar saat kapal bergerak maju. KKM meminta untuk mematikan mesin agar api tidak semakin besar.
Akibat dari kejadian ini, sampai
dengan 26 Oktober 2022 pukul 17.30 WITA dari POSKO SAR gabungan menyatakan
bahwa terdapat 18 MD dan telah diidentifikasi, sementara korban selamat masih
konfirmasi antara data manifest yang tertera 167 orang dengan laporan warga. Express Cantika 77 bagian atas air hampir
seluruhnya terbakar dan hanya menyisakan sebagian kecil bagian kapal dibawah
air.
Adapun beberapa hasil temuan
yang didapat berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional
Keselamatan Transportasi, diketahui bahwa jumlah daftar penumpang tidak sesuai
dengan yang dilaporkan kepada syahbandar KSOP Kelas III Kupang, terdapat
validasi persyaratan penerbitan SPB namun yang melaksanakan bukan Kepala KSOP
dan bukan orang yang telah ditunjuk olehnya.
Terdapat komprador (wakil
perusahaan di kapal) lebih berkuasa dari pada Nakhoda, mengatur segala urusan
di kapal baik pengisian bahan bakar, ticketing
dan sebagainya. Setelah kapal berlayar komprador akan mengecek tiket penumpang
dan membuka tiket di atas kapal sambil berlayar, untuk memberi kesempatan
kepada penumpang yang belum memiliki tiket namun tidak melaporkan jumlah total
penumpang kepada Nakhoda.
Selain itu, sepanjang tahun 2022 belum pernah dilakukan pelatihan tanggap darurat dan tidak ada peragaan penggunaan alat-alat keselamatan sebelum kapal berangkat. Hydrant (pemadam kebakaran air) tidak dapat difungsikan. Pengecekan alat-alat keselamatan dilakukan pada Juni 2022 (saat docking terakhir di Ambon).
Nakhoda menyatakan bahwa
saat docking di Ambon, surveyor Klas hanya menanyakan kepada Nakhoda semua
peralatan keselamatan baik-baik saja dan hanya diambil foto namun tidak
dilakukan pengetesan. Life raft
terpasang 4 kiri dan kanan kapal namun hanya terlepas 2 unit,1 mengembung
sempurna dan 1 kempis.
Nakhoda tidak memiliki
sertifikat Crowd & Crisis
manajemen juga tidak memiliki bravet A, KKM tidak memiliki bravet B, sertifikat
tersebut diharuskan untuk Nakhoda dan Perwira di Kapal Penumpang. KKM mengakui
melakukan penggantian motor (dinamo) suling yang diperoleh secara inisiatif
membeli online. Perusahaan lambat
merespon permintaan barang atau perbaikan.