Loading .. Please wait

STANDARDISASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PENGEMUDI UNTUK TINGKATKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI

Image

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, PT Pertamina Patra Niaga, dan PT Elnusa dan instansi terkait lainnya, menggelar rapat membahas tindak lanjut standardisasi pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan barang dan penumpang. Rapat yang dipimpin oleh Ketua KNKT ini menghasilkan beberapa poin penting yang menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan di bidang transportasi.

Salah satu fokus utama dalam rapat ini adalah belum adanya standar Medical Check Up (MCU) yang baku bagi pengemudi di moda transportasi darat. Sementara moda transportasi lain seperti penerbangan, pelayaran, dan perkeretaapian sudah memiliki standar MCU yang jelas dan terukur. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan pengemudi dan penumpang di moda transportasi darat, mengingat tingginya angka kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang mengalami microsleep atau mengantuk.

Berdasarkan data dan temuan KNKT, shift kerja malam dalam jangka waktu lama dan istirahat pengemudi yang kurang menjadi salah satu faktor utama penyebab microsleep. Kondisi ini diperburuk dengan pemeriksaan kesehatan yang saat ini masih belum komprehensif, hanya berfokus pada pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan mental yang mendalam. Hal ini dirasa belum cukup untuk mencerminkan kondisi kesehatan pengemudi secara keseluruhan, sehingga diperlukan standar pemeriksaan yang lebih menyeluruh.

Rapat yang digelar di Gedung KNKT ini juga membahas tentang sumber daya yang terbatas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi. Hal ini menyebabkan tidak semua pengemudi mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala, sehingga berpotensi membahayakan keselamatan mereka sendiri dan pengguna jalan lainnya.

Menyadari berbagai permasalahan tersebut, KNKT dan para pemangku kepentingan sepakat untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia. 

Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain melakukan penelitian untuk menyusun standar pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi. Penelitian ini akan dilakukan oleh KNKT bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada, PT Pertamina Patra Niaga, Kementerian Kesehatan, dan instansi terkait lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan standar pemeriksaan yang komprehensif, baik fisik maupun mental, yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengemudi di Indonesia.


Langkah selanjutnya yang dapat ditempuh adalah mengupayakan diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat atau kebijakan lain yang mewajibkan MCU bagi pengemudi. Hal ini untuk memastikan semua pengemudi mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan memenuhi standar yang ditetapkan. Kebijakan ini diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kesehatan pengemudi.

Selain itu, juga diperlukan upaya advokasi kepada pemerintah untuk menjadikan MCU pengemudi sebagai tanggungan BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini untuk meringankan biaya MCU bagi pengemudi dan perusahaan. Dengan adanya tanggungan BPJS, diharapkan lebih banyak pengemudi yang dapat mengikuti MCU secara rutin dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam berkendara.

Upaya yang tidak kalah penting, yaitu merumuskan bentuk pemeriksaan mental yang sesuai dengan latar belakang pendidikan pengemudi. Hal ini untuk meminimalisir bias akibat pengisian kuesioner yang tidak jujur. Pengembangan metode pemeriksaan mental yang tepat dan sesuai dengan karakteristik pengemudi akan membantu mengidentifikasi potensi masalah mental yang dapat mengganggu fokus dan konsentrasi saat mengemudi.

Diharapkan dengan langkah-langkah strategis tersebut, standardisasi pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi dapat segera dibuat dan diterapkan. Hal ini akan membantu meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia dan meminimalisir risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kesehatan pengemudi.

Rapat ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia. Sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan standar pemeriksaan kesehatan pengemudi yang efektif dan efisien. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan keselamatan pengemudi dan penumpang di moda transportasi darat dapat terjamin dengan lebih baik.


Share:

BERITA TERKAIT

Survey