Loading .. Please wait

PROSES INVESTIGASI TERBALIKNYA KAPAL SATYA KENCANA III

Image

KUMAI, KALIMANTAN TENGAH – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menginstruksikan dua Investigator Keselamatan Pelayaran, Bambang Safari Alwi dan Chandra Mardhika Saputra untuk menginvestigasi kecelakaan berupa terbaliknya kapal Satya Kencana III di Perairan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah pada tanggal 19 Oktober 2022.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun muatan kapal berupa 9 unit truk besar dan 2 unit kendaraan kecil ikut tenggelam bersama terbaliknya Satya Kencana III. Tidak terdapat kerusakan pada lingkungan akibat kecelakaan ini, namun menyebabkan kerusakan pada kontruksi dan sistem permesinan Satya Kencana III akibat terbalik dan karam.

Dari hasil investigasi yang telah dilakukan, didapat bahwa pada pukul 00.30 WIB, proses bongkar kendaraan pada geladak kendaraan dimulai dengan dengan keluarnya 4 unit sepeda motor. Selanjutnya, kendaraan kecil 4 unit, lalu 3 unit truk sedang dan 3 unit truk besar. Pada saat proses bongkar truk besar yang ke empat mengalami kendala, dimana truk besar tidak bisa keluar dari dalam kapal dan berhenti di atas pintu rampa samping kiri. Akibatnya kapal menjadi miring dan truk besar (ke-lima) yang digunakan untuk keseimbangan kapal roboh ke kiri. Muatan yang ada di dalam truk tumpah ke bahagian kiri kapal, sehingga kapal semakin miring ke kiri kurang lebih 10 derajat.

Mualim I mengisi tangki heeling kanan sampai penuh, namun kapal tidak mampu tegak sehingga dilanjutkan dengan membuang air yang berada di tangki heeling kiri, namun usaha ini tetap tidak dapat membuat kapal kembali tegak. Selanjutnya Nakhoda memerintahkan untuk membongkar muatan truk besar yang berada di atas pintu rampa serta menutuk semua pintu-pintu kedap yang berada di geladak kendaraan (cardeck).

Nakhoda melaporkan kondisi Satya Kencana III kepada Kepala Cabang PT. DLU cabang Kumai dan putuskan untuk mengatasinya masalah tersebut dengan meminta bantuan kapal tunda dan crane untuk mengevakuasi truk besar yang berada di atas pintu rampa kapal. Nakhoda juga berusaha agar truk besar dapat bergerak maju masuk kembali ke geladak kendaraan, tetapi truk besar tetap tidak dapat bergerak. Truk besar berusaha bergerak mundur namun chasis bak menyangkut di pintu rampa samping.

Awak kapal melanjutkan kembali membongkar muatan sambil menunggu bantuan crane datang, namun air semakin surut dan kapal semakin miring ke kiri. Air laut mulai masuk ke geladak kendaraan melalui pintu rampa samping kiri yang terbuka dan telah mencapai permukaan air.

Pukul 01.35 WIB, Nakhoda memerintahkan juru mudi jaga yang berada dianjungan untuk melakukan penguguman agar awak kapal dan pelayar yang ada di atas kapal agar segera keluar meninggalkan kapal. Nakhoda juga memerintahkan kepala petugas keamanan di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan (sweeping) di ruang penumpang dan memastikan tidak ada lagi penumpang, awak kapal dan pelayar yang masih tersisa berada di atas kapal.

Pukul 01.45 WIB, kapal tunda Bintang Asia dan Transpower 203 tiba di lokasi. Selanjutnya kedua kapal tersebut membantu menarik keluar buritan Satya Kencana III menjauh dari dermaga. Akibatnya truk besar yang berada di atas pintu rampa jatuh ke air. Setelah truk besar berhasil dibuang namun tidak menunjukan perubahan kemiringan kapal yang berarti bahkan kapal berlahan-lahan semakin miring dan akhirnya terbalik dan karam.

Pukul 02.00 WIB kapal karam dengan posisi kapal miring dan melintang di alur dengan haluan tetap terikat di Dermaga Panglima Utar dan buritan kapal berada di alur sungai.

Adapun temuan lain yang didapat oleh investigator KNKT yaitu truk besar yang tidak dapat keluar dari kapal dan tertahan di atas pintu rampa saat proses bongkar muat merupakan kendaraan truk dengan kondisi Over Dimension and Over Loading (ODOL).

Share:

BERITA TERKAIT

Survey