Loading .. Please wait

PELATIHAN SAFETY AT ACCIDENT SITE SEBAGAI UPAYA MENJAMIN KESELAMATAN INVESTIGATOR DALAM BERTUGAS DI LAPANGAN

Image

JAKARTA – Sama halnya dengan pergerakan orang dan barang, proses investigasi kecelakaan transportasi juga memiliki potensi bahaya jika tidak dilakukan dengan prosedur dan metode yang benar. Untuk memastikan pemahaman investigator mengenai bahaya-bahaya yang ada pada lokasi kecelakaan dan penanganannya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada Selasa, 30 Juli 2024 menyelenggarakan program pelatihan ekstensif yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan para investigator saat merespons kecelakaan transportasi. 

“Ketika kita masuk ke accident site, itu bukanlah tempat yang ramah lagi untuk kita. Banyak komponen-komponen kendaraan yang bisa saja meledak dan berbahaya bagi personil.”, ujar Soerjanto Tjahjono, Ketua KNKT pada saat memberi sambutan pembuka acara. 

Pelatihan komprehensif yang diadakan di aula KNKT ini berfokus pada beberapa aspek penting, di antaranya memahami potensi bahaya yang ada di lokasi kecelakaan, memastikan keselamatan di lokasi kecelakaan, dan mengurangi risiko yang terkait dengan patogen yang ditularkan melalui darah. Materi-materi tersebut disampaikan oleh Capt. Nurcahyo Utomo selaku Kepala Subkomite IK Penerbangan KNKT dan dr. Djunadi yang merupakan Tenaga Ahli KNKT bidang penerbangan. Untuk menunjang kolaborasi yang baik di lapangan, KNKT turut mengundang perwakilan stakeholder yang sering bekerja sama dengan investigator di lapangan seperti TNI AU, Pelni, Elnusa, dan PT KAI di pelatihan ini.

Pelatihan Safety at Accident Site ini juga menjadi penting mengingat adanya perkembangan teknologi dalam dunia transportasi sehingga menjadi keharusan bagi personil KNKT untuk mempelajari hal-hal baru dan beradaptasi dalam melindungi diri ketika bertugas di lapangan. “Seperti sekarang, pengguna mobil listrik sudah meningkat, begitu juga kereta cepat yang juga memakai sistem elektrik. Tentu saja bahaya yang mengancam dan penanganannya berbeda dengan kendaraan-kendaraan yang menggunakan mesin konvensional. Ini yang harus kita pelajari bersama.”, tambah Ketua KNKT di kesempatan yang sama. 

Menyadari bahaya inheren yang ada di tempat kejadian kecelakaan, pelatihan ini menekankan pentingnya mematuhi standar dan praktik keselamatan internasional, sebagaimana diuraikan dalam ICAO Annex 13 dan pedoman terkait lainnya. Peserta pelatihan menerima instruksi mendalam tentang identifikasi bahaya yang mencakup beragam potensi ancaman, termasuk agen biologis, bahaya fisik seperti api dan bahan mudah terbakar, komponen energi tersimpan, gas bertekanan, struktur yang rusak, serta risiko lingkungan, seperti satwa liar, vegetasi, cuaca, medan, dan cahaya. Pelatihan ini juga mencakup prosedur penilaian risiko, memungkinkan investigator untuk mengevaluasi dan memprioritaskan tindakan keselamatan secara efektif.

Salah satu komponen inti dari pelatihan ini adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat. Peserta dipandu melalui pemilihan, aplikasi, dan pemeliharaan berbagai APD, seperti sarung tangan, masker, kacamata, dan pakaian pelindung, untuk meminimalkan paparan terhadap bahan berbahaya dan agen biologis. Pelatihan ini menggarisbawahi pentingnya protokol APD yang cermat dalam menjaga kesehatan dan keselamatan investigator. Penggunaan APD yang tepat juga dipraktikkan, dengan peserta mendemonstrasikan cara memakai dan melepas APD.

Selain keselamatan di lokasi kecelakaan, program pelatihan ini memberikan perhatian besar pada peningkatan kesadaran tentang patogen yang ditularkan melalui darah (bloodborne pathogen). Investigator menerima pelatihan terperinci tentang penularan, pencegahan, dan manajemen pasca pajanan penyakit yang ditularkan melalui darah, termasuk HIV, Hepatitis B dan C, serta COVID-19. Pengetahuan ini bertujuan untuk melengkapi investigator dengan bekal untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain saat menangani material yang berpotensi terkontaminasi maupun saat berinteraksi dengan korban kecelakaan. Pelatihan ini juga mencakup risiko lain yang mungkin dihadapi investigator, seperti hipotermia, stres panas, dehidrasi, kelelahan, dan PTSD.

Komitmen KNKT untuk menjaga standar keselamatan yang tinggi bagi para investigator dan semua personel yang terlibat dalam investigasi kecelakaan merupakan hal yang mutlak dan menjadi prioritas. Program pelatihan komprehensif ini membuktikan dedikasi KNKT dalam melindungi sumber daya manusia yang dimiliki dan memastikan integritas dan efektivitas investigasinya. Dengan memprioritaskan keselamatan dan kesiapsiagaan investigator, KNKT menegaskan kembali perannya sebagai otoritas utama dalam investigasi keselamatan transportasi.


Share:

BERITA TERKAIT

Survey