LAPORAN AKHIR TABRAKAN BERUNTUN TRUK TANGKI DI CIBUBUR
JAKARTA –
Proses investigasi terkait kasus kecelakaan yang dialami Truk Trailer Tangki
Pertamina dengan nomor polisi B-9598-BEH pada hari Senin, tanggal 18 Juli 2022
pukul 14.00 WIB di Jalan Transyogi Cibubur, Desa Jatirangga, Kecamatan
Jatisampurna, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat oleh Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) telah selesai.
Kejadian bermula saat truk berangkat dari TBBM Plumpang, Jakarta Utara sekitar jam 14.00 WIB dengan tujuan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Truk trailer tangki membawa muatan BBM Pertalite 24.000 liter, diawaki oleh 2 (dua) orang yaitu pengemudi (AMT-1) dan seorang pembantu pengemudi (AMT-2). Truk trailer tangki melewati rute Jalan Tol Rawamangun-Cawang. Saat di daerah Rawamangun, AMT-1 mendengar suara desis seperti ada kebocoran udara tekan. Kemudian AMT-1 menghentikan kendaraannya dan melakukan pemeriksaan, namun sumber suara desis tidak ditemukan. AMT-1 kembali masuk kabin dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Truk trailer tangki keluar Gerbang Tol Cibubur lalu melalui jalan Transyogi.
Sekitar
pukul 15.29 WIB, AMT-1 merasa kinerja pengereman truk trailer tangki mulai
menurun dan posisi persneling di roda gigi 5. Kemudian AMT-1 pindah lajur 1
(tepi) dan berusaha menghentikan laju truk trailer tangki dengan cara terus-menerus
menginjak pedal rem kaki (service brake) serta berusaha memindahkan ke roda
gigi rendah namun gagal. Ketika mendekati APILL CBD, jalan mulai menurun dan
terdapat antrian kendaraan yang berhenti. Pengemudi mencoba menarik hand brake
dan rem trailer namun truk trailer tangki tidak melambat sehingga terjadi
tabrakan beruntun.
Berdasarkan
temuan di lapangan, KNKT menyatakan bahwa tidak ditemukan jejak pengereman (skidmark) di permukanan jalan lokasi
tabrakan beruntun. Adanya perbedaan tinggi 20 meter pada jarak ± 1 km menjadi
risiko gagal nanjak dan kegagalan pengereman karena faktor jalan relatif sangat
kecil.
Dapat
disimpulkan bahwa terjadinya tabrakan beruntun yang melibatkan 4 mobil
penumpang dan 10 sepeda motor tersebut disebabkan truk trailer tangki mengalami
kegagalan pengereman karena persediaan udara tekan di tabung berada di bawah
ambang batas, sehingga tidak cukup kuat untuk melakukan pengereman. Diketahui
akibat tabrakan beruntun ini sebanyak 10 orang meninggal dunia, 5 orang luka
berat dan 1 orang luka ringan.
Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem yang tidak standar. Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem.
Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya kecelakaan di antaranya desain geometrik Jalan Transyogi tidak ada masalah secara teknis dan aman digunakan. Isu yang menonjol adalah terkait akses jalan perumahan (minor) ke jalan utama dan adanya bukaan median untuk berputar arah. Rambu yang bercampur dengan iklan atau reklame di sepanjang jalan. Banyak informasi yang diterima oleh pengemudi di sisi jalan. Kondisi ini merupakan hazard dan bisa menurunkan kewaspadaan pengemudi dan bahaya lainnya. Pengemudi mengalami kepanikan luar biasa disebabkan di depan ada beberapa kendaraan sementara muatan yang dibawanya adalah bahan yang mudah terbakar.
Kondisi
truk trailer tangki saat itu berada di lajur lambat, dan di sisi kiri terdapat trotoar
yang cukup tinggi. Pada akhirnya pengemudi tidak mampu
lagi menguasai
truk trailer tangki dan menabrak
beberapa kendaraan roda empat yang ada di depannya. Pengemudi secara refleks
membelokkan kemudi ke arah kanan untuk terlepas dari kendaraan yang
ditabraknya, namun ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan yang
berhenti di APILL CBD sehingga tabrakan dengan kendaraan-kendaraan itu tak
terelakkan lagi.
Fatalitas
korban terjadi karena pengemudi mengalami kepanikan luar biasa disebabkan di
depan ada beberapa kendaraan sementara muatan yang dibawanya adalah bahan yang
mudah terbakar. Kondisi truk trailer tangki saat itu berada di lajur lambat,
dan di sisi kiri terdapat trotoar yang cukup tinggi. Pada akhirnya pengemudi tidak
mampu lagi menguasai truk trailer tangki dan menabrak beberapa kendaraan roda
empat yang ada di depannya. Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah
kanan untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya, namun ternyata di lajur kanan
terdapat kerumunan kendaraan yang berhenti di APILL CBD sehingga tabrakan dengan
kendaraan-kendaraan itu tak terelakkan lagi.
Guna mencegah
terjadinya kasus kecelakaan
dengan penyebab yang sama
dikemudian hari, KNKT memberikan sebanyak 2 rekomendasi yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 3 rekomendasi kepada Badan Pengelola
Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan 2 rekomendasi kepada Manajemen PT.
Pertamina Patra Niaga.