Loading .. Please wait

HASIL TEMUAN INVESTIGASI KNKT ATAS KASUS KECELAKAAN TERBAKARNYA TRUK TRAILER TANGKI PERTAMINA B 9407 SEH

Image

JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kasus kecelakaan tunggal terbakarnya truk trailer tangki Pertamina di KM.7 Ruas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Diawali pada hari jumat tanggal 18 November 2022 pukul 18.30 WIB truk trailer tangki Pertamina dengan nomor polisi B-9407-SEH berangkat dari IT Jakarta Grup di Plumpang untuk penugasan kedua tujuan daerah Pramuka dan Cengkareng Jakarta mengangkut Solar 8000 liter dan Pertalite 16000 liter.

Setelah dinyatakan lulus fit to work, AMT-1 dan AMT-2 melakukan pengisian muatan bbm dan penyegelan manhole. Sekitar pukul 20.00 WIB, truk trailer tangki sampai di SPBU jalan Pramuka dan melakukan unloading bbm jenis Solar 8000 liter dan Pertalite 8000 liter. Setelah selesai truk trailer tangki melanjutkan perjalanan ke SPBU di Cengkareng. Sekitar pukul 21.25 WIB sesaat sebelum keluar Gerbang Tol KM 7 Lingkar Luar Jakarta, kedua AMT mendengar suara ledakan kecil sekitar truk trailer tangki.

AMT-1 menepikan truk trailer tangki ke bahu jalan. AMT-2 mengelilingi truk trailer tangki, terlihat kepulan asap putih dan debu di belakang kanan trailer tangki. AMT-2 melihat kondisi ban kanan dalam sumbu terakhir trailer tangki robek dan ada percikan api. AMT-1 dan AMT-2 melakukan pemadaman titik api pakai APAR yang ada pada truk trailer tangki sebanyak 3 tabung dan ditambah 1 tabung bantuan dari kendaraan lain. Namun api tidak dapat padam dan semakin membesar, AMT menghubungi Pengawas Armada IT Jakarta Grup menggunakan telepon selular. Pada saat kejadian kebakaran cuaca tidak hujan. Kecelakaan ini tidak mengakibatkan adanya korban jiwa.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diketahui bahwa faktor penyebab yang paling memungkinkan terjadinya kebakaran pada truk adalah jalur suplai trailer mengalami kebocoran bertahap, parking brake spring trailer tidak kuat menahan tekanan pegas. Kondisi S-cam tidak kembali bebas, secara mekanis mengakibatkan kampas rem dan tromol bergesekan terusmenerus memperlambat roda. Gesekan ini menghasilkan penumpukan panas yang lebih besar daripada yang bisa diserap dan dibuang oleh tromol rem, berisiko terjadi perpindahan panas. Ketika ban karet menjadi terlalu panas, reaksi kimia pyrolysis dapat terjadi. Ban meletus uap hidrokarbon yang berkontak dengan oksigen dari udara bebas langsung bereaksi dan terbakar. Pada akhirnya ban juga ikut terbakar.

Titik asal api (fire origin) berada di sekitar roda sumbu belakang ban kanan dalam trailer (“V” pattern). Penggunaan APAR yang tidak tepat dan tekanan rendah menghilangkan momentum untuk pengendalian api.

Adapun faktor yang berkontribusi dalam kasus kecelakaan ini di antaranya yaitu, tidak adanya kegiatan pelumasan pada nipple brake camshaft dan slack adjuster yang berisiko gagalnya fungsi brake camshaft, spring parking brakes diaktifkan dengan tekanan pegas dan bukan tekanan udara, hasil pemeriksaan secara visual didapat jejak terbakar pada kampas rem sumbu kedua trailer tangki berupa perubahan warna dan crack, velg yang terus menerus terpapar panas dari tromol memiliki temperatur yang melebihi titik nyala dari uap hidrokarbon. Akibatnya, ketika ban meletus uap hidrokarbon yang berkontak dengan oksigen dari udara bebas langsung bereaksi dan terbakar.

Guna mencegah kecelakaan dengan penyebab yang sama terjadi di kemudian hari, KNKT menerbitkan rekomendasi yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub sebanyak 2 rekomendasi, Manajemen PT. Pertamina Patra Niaga sebanyak 7 rekomendasi, dan Manajemen PT. Elnusa Petrofin sebanyak 2 rekomendasi.

Share:

BERITA TERKAIT

Survey